Saat ini, berdasarkan pandangan para ahli, paling tidak ada tiga jenis kecerdasan yang ada pada seorang manusia. Pertama kecerdasan intelektual (intellegence quotient), kedua kecerdasan emosional (emotional quotient) dan ketiga adalah kecerdasan spiritual (spiritual quotient).
Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan manusia terkait dengan kemampuan akal dan pikirannya untuk menalar dan memahami. Kecerdasan emosioanal merupakan kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya ketika berhadapan dengan persoalan kehidupan yang ia hadapi.
Sedangkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan ruhani seseorang, ini nampak dalam bentuk kemampuan ia untuk menyambungkan berbagai fenomena yang ada dengan eksistensi tuhan. Demikian yang dapat saya pahami dari ketiga jenis kecerdasan tersebut.
Dalam literatur Islam, mengutip sabda Nabi Muhammad saw, bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu ingat mati dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.
Saya ingin fokus pada kecerdasan emosional. Diantara tanda orang yang kecerdasan emosinya rendah adalah kaku, tidak luwes dan tidak FLEKSIBEL. Sebaliknya, orang yang cerdas emosinya adalah orang yang supel, luwes dan fleksibel.
Orang yang rendah kecerdasan emosinya ia akan sulit untuk beradaptasi dengan orang lain. Ibarat benda, maka benda yang kaku itu akan mudah patah. Dan benda yang tidak kaku alias lentur itu adalah benda yang kuat dan tahan lama.
Maka, jadilah orang yang tangguh. Ibarat sabuk yang yang lentur yang bisa menyesuaikan dengan ukuran tubuh pemakainya. Ia luwes, lentur dan fleksibel. Sabuk juga memiliki lubang-lubang yang digunakan sesuai dengan ukuran badan si pemakai. Maka, lubang-lubang itu adalah ruang dalam diri untuk mau menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.
Kecerdasan emosi menjadi faktor penting kesuksesan seseorang. Orang yang bisa menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan akan lebih berhasil. Itulah yang disebut tidak kaku.
Saya ingin fokus pada kecerdasan emosional. Diantara tanda orang yang kecerdasan emosinya rendah adalah kaku, tidak luwes dan tidak FLEKSIBEL. Sebaliknya, orang yang cerdas emosinya adalah orang yang supel, luwes dan fleksibel.
Orang yang rendah kecerdasan emosinya ia akan sulit untuk beradaptasi dengan orang lain. Ibarat benda, maka benda yang kaku itu akan mudah patah. Dan benda yang tidak kaku alias lentur itu adalah benda yang kuat dan tahan lama.
Maka, jadilah orang yang tangguh. Ibarat sabuk yang yang lentur yang bisa menyesuaikan dengan ukuran tubuh pemakainya. Ia luwes, lentur dan fleksibel. Sabuk juga memiliki lubang-lubang yang digunakan sesuai dengan ukuran badan si pemakai. Maka, lubang-lubang itu adalah ruang dalam diri untuk mau menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.
Kecerdasan emosi menjadi faktor penting kesuksesan seseorang. Orang yang bisa menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan akan lebih berhasil. Itulah yang disebut tidak kaku.
Belajar dari Imam Syafii, seorang ulama besar dalam dunia Islam, fatwa-fatwa Imam Syafii terbagi dalam dua kelompok, yaitu qaul qadim dan qaul jadid.
Qaul qadim merupakan fatwa-fatwa Imam Syafii ketika Beliau berada di Baghdad. Sedangkan qaul jadid adalah fatwa-fatwa Imam Syafii saat Beliau tinggal di Mesir.
Ini menunjukan bahwa Imam Syafii bersikap luwes dalam hidup. Bahkan dalam persoalan fatwa keagamaanpun Beliau tetap memperhatikan ruang dan waktu. Jika dilihat sekilas adanya dua macam qaul tersebut seolah-oleh tidak konsisten, plin plan dan lainnya.
Justru disinilah letak kecerdasan Imam Syafii. Beliau tahu betul batas-batas hukum dan kemanusiaan. Manusia yang berada dalam sebuah wilayah dan tatanan sosial tertentu pastilah memiliki pemahaman berbeda dengan manusia lainnya. Ditambah lagi perubahan waktu juga berpengaruh terhadap pemahaman seseorang. Kemampuan memahami inilah yang menjadi indikator kecerdasan.
Orang bijak berkata: "Kebenaran akan menjadi sebuah kebaikan jika mampu diterapkan dalan situasi kondisi yang tepat."
Jadilah orang yang cerdas emosinya...
Terima kasih
BalasHapusMa Syaa Allah tabarakallah, terimakasih pak atas ilmunya
BalasHapus