SUGIH TANPO BONDO
Dalam falsafah Jawa ada ungkapan "SUGIH TANPO BONDO" yang artinya kaya tanpa harta. Ungkapan ini bisa dimaknai menjadi rumongso sugih, senajan tanpo bondo (merasa kaya, walaupun tanpa harta).
Meskipun tanpo bondo (tanpa harta), manusia hendaknya tetap merasa kaya. Setidaknya merasa kaya hati, karena memang kaya tidak dibatasi pada hal-hal yang bersifat materi.
Ungkapan "SUGIH TANPO BONDO" ini dikemukakan oleh R.M.P. Sosrokartono, pangeran dari Jepara yang juga merupakan kakak kandung R.A. Kartini, pahlawan nasional dan tokoh emansipasi wanita.
R.M.P. Sosrokartono lahir di Jepara tahun 1877 M dan meninggal tahun 1952 M.
Beliau adalah lulusan Universitas Leiden Belanda. Pernah bertugas sebagai wartawan untuk meliput Perang Dunia I. Ia juga sempat menjadi kepala juru bahasa di Liga Bangsa-Bangsa serta atase kebudayaan untuk Kedubes Perancis di Den Haag.
Pemikiran Sosrokartono sangat maju, bervisi jauh ke depan. Ia menguasai lebih dari 35 bahasa. Saking cerdasnya, orang-orang Eropa menjulukinya Si Jenius dari Timur.
Filosofi "SUGIH TANPO BONDO" mengajarkan untuk menjadi manusia yang tidak terjebak pada paham materialisme, paham yang menjadikan materi sebagai ukuran kebaikan, keburukan dan kemuliaan manusia.
Memang tidak bisa dipungkiri, sebagian orang merasa sudah bahagia dan kaya saat ia memiliki sejumlah uang di rekening bank, sejumlah aset, baik yang bergerak ataupun tidak bergerak. Merasa bangga dan bahagia jika punya kendaraan mewah, rumah megah dan fasilitas hidup lain yang wah.
Padahal, sejatinya kaya adalah sikap mental dan jiwa yang merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Orang yang memiliki banyak materi, bisa jadi belum tergolong sebagai orang kaya. Ini karena ia masih merasa kurang dan kurang terus. Contoh dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan, ada orang yang berlimpah materi, memiliki jabatan tinggi, namun ia tetap korupsi, ini karena ia merasa tidak cukup dan tidak puas dengan apa yang ada di tangannya.
Di sisi lain, ada orang yang tidak memiliki harta banyak, atau bahkan secara lahir sering dianggap sebagai berkekurangan, tapi ketika ia merasa cukup dengan apa yang ada, maka, sesungguhnya ia adalah orang yang kaya.
Jadi, kaya atau miskin adalah persoalan sikap jiwa dalam merespon kondisi dan realita yang ada, bukan pada kuantitas dan jumlah materi yang dimilikinya. Untuk itulah agama mengajarkan sebuah sikap qona'ah.
Qona'ah adalah sikap menerima dan ridho terhadap apa yang telah Allah berikan. Apapun dan berapapun yang Allah berikan, orang yang qona'ah akan menerima dengan lapang dada. Ia berbaik sangka kepada Allah swt. Ia yakin bahwasanya Allah swt pasti akan memberikan yang terbaik.
Jikalau secara lahir pemberian Allah swt nampak berkekurangan, ia akan mengatakan bahwa Allah swt memiliki rencana lain yang baik untuk kita.
Jika sudah mampu menyelami dan menerapkan makna "SUGIH TANPO BONDO", maka, ia akan menjadi manusia yang hebat, yang tidak terikat dengan materi.
Sebagai tambahan wawasan, dalam Kitab "Manaqib Imam Syafi'i" disebutkan, ada tiga ciri orang yang hebat:
1. Orang yang mampu menyembunyikan kemiskinannya. Ini dikarenakan ia merasa bahwa kemiskinan atau kekurangan harta bukanlah sesuatu yang menjadikannya tidak bernilai. Ia tetap menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik sesuai dengan yang Allah tentukan.
2. Orang yang mampu menyembunyikan amarah. Inilah hakikat orang yang bertaqwa, mampu menahan amarahnya, sekaligus mampu mengendalikan hawa nafsunya.
Hadits riwayat Abu Hurairah menyebutkan: "Sesungguhnya seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, "nasihatilah aku", Nabi saw bersabda: "jangan marah". Laki-laki tadi mengulanginya berkali-kali, Nabi Muhammad kembali bersabda: "jangan marah." (HR. Bukhari). Ini menunjukkan pentingnya menahan amarah.
3. Orang yang mampu menyembunyikan kesusahannya. Kesusahan bukanlah sesuatu yang harus ditampilkan. Sebab kesusahan bukanlah sesuatu yang akan terus-menerus terjadi. Sesudah kesusahan ada kesenangan, demikian terus silih berganti. Jadi, kuncinya adalah kesabaran
Akhirnya, semoga kita mampu menjadi orang yang bisa menyelami dan menerapkan makna "SUGIH TANPO BONDO,"
#catatan_abwah
Aamiin yaa Allah🤲🤲
BalasHapus