MUDIK YANG SESUNGGUHNYA.
Aktivitas rutin saat menjelang idul Fitri masyarakat muslim Indonesia adalah mudik ke kampung halaman.
Mudik adalah ekspresi rindu kampung halaman, rindu keluarga dan kerabat, serta rindu sahabat di masa kecil.
Untuk mudik ini kita mempersiapkan semua kebutuhan yang diperlukan. Bekal materi, baik untuk diri sendiri maupun untuk berbagi dengan keluarga di kampung.
Kita coba kaitkan dengan hakikat kehidupan manusia di dunia ini. Hidup manusia di dunia sesungguhnya adalah ibarat sedang melakukan perjalanan. Setelah ia berada di alam ruh, kemudian alam rahim, dan saat ini berada di alam dunia. Dan nanti akan kembali ke alam akhirat.
Orang Jawa bilang, "Urip iku koyo mampir ngombe," Hidup itu seperti mampir untuk minum.
Saat orang melakukan perjalanan, di tengah perjalanan ia istirahat untuk makan dan minum.
Seperti itulah dunia, tempat manusia beristirahat, sehingga waktu yang diperlukan adalah sebentar dan bersifat sementara. Jika saat "istirahat" tersebut ia sibuk dan merasa nyaman, maka, ia akan merasa enggan dan berat untuk kembali menghadap Allah.
Kembali ke masalah mudik, maka itulah simbol manusia yang sesungguhnya yang merindukan kampung halaman yang sejati yaitu kampung akhirat.
Manusia rindu asal muasalnya dan rindu yang menciptakannya. Rindu Allah SWT. Namun, nafsu duniawi dan godaan setan yang membuat manusia betah di dunia ini dan enggan kembali kepada Allah SWT.
Hatinya tertutup oleh dosa sehingga tidak lagi mampu menangkap cahaya Ilahi. Untuk itu perlu taubat yang berfungsi untuk membersihkan hati dan jiwanya sehingga ia kembali mampu menangkap cahaya kebenaran dari Allah SWT.
Dan ibadah-ibadah yang dilakukan selama ramadhan merupakan proses pertaubatan dan penyucian jiwa.
Selamat mudik ke kampung halaman.
Semoga selamat sampai tujuan...
# catatan abwah
Komentar
Posting Komentar