✓ DALIL
Allah SWT berfirman dalam QS an-nisa 32:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Juga dalam QS. Al-Falaq 5
وَمِنْ شَرِّ حَا سِدٍ اِذَا حَسَدَ
"dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
Kedua ayat diatas menyuruh seorang muslim untuk tidak hasad atau iri hati dalam kehidupan.
Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang bahaya hasad, sebagaimana dijelaskan dalam hadits:
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud).
✓ DEFINISI
Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan hasad atau iri hati tersebut.
Hasad adalah perasaan tidak senang atas nikmat yang diterima orang lain dan berharap nikmat tersebut hilang dari orang yang memilikinya.
Dalam Islam, hasad termasuk perbuatan tercela yang harus dihindari jauh-jauh sebagaimana yang dijelaskan dalam ketiga dalil diatas.
✓ GHIBTOH
Namun demikian, ada jenis iri (hasad) yang diperbolehkan. Iri yang dibolehkan ini dikenal dengan istilah ghibtoh. Ghibtoh adalah perasaan ingin memiliki atau mencapai kebaikan yang dimiliki orang lain tanpa berharap kebaikan tersebut lepas dari orang itu.
Rasulullah saw. bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak boleh hasad (iri) kecuali pada dua perkara: (1) seseorang yang Allah beri harta lalu dia menghabiskannya di jalan kebenaran, (2) dan seseorang yang Allah beri hikmah (ilmu) lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya.” (H.R. Bukhari dan Muslilim)
Dalam hadis ini, Rasulullah saw. mengajarkan bahwa ada dua jenis iri yang dibolehkan:
1. Iri kepada orang yang diberi kekayaan dan menggunakannya di jalan Allah.
2. Iri kepada orang yang diberi ilmu dan mengamalkan serta mengajarkannya.
Mengapa Ghibtoh dibolehkan?
Karena ia mendorong seseorang untuk berlomba-lomba dalam kebaikan tanpa menginginkan keburukan bagi orang lain. Dengan demikian, ghibtoh berbeda dengan hasad yang justru merusak hubungan sosial dan menimbulkan kebencian.
Ghibtoh membawa dampak positif karena memotivasi seseorang untuk memperbaiki diri dan berbuat lebih banyak kebaikan.
BagaimMenghindari Hasad?
✓ TIPS MENGHINDARI HASAD
Untuk menghindari perasaan hasad, seorang muslim dianjurkan untuk:
1. Selalu bersyukur
2. Selalu melihat kebawah dalam urusan materi
3. Selalu melihat keatas dalam urusan amal
4. Selalu berdoa
5. Selalu bertawakal
Rasa syukur akan menumbuhkan perasaan cukup serta menjauhkan diri dari perasaan tidak senang atas nikmat orang lain.
Rasulullah saw. bersabda:
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu. Hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan kepadamu.”
(H.R.Muslim).
✓ DAMPAK BURUK HASAD
Secara psikologi, hasad memiliki dampak buruk:
1. Membentuk jiwa yang tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan Allah (kufur nikmat).
2. Menyiksa diri sendiri. Hal ini karena hatinya tak tenang dan tidak nyaman atas kebahagiaan orang lain.
3. Munculnya ghibah dan fitnah. Hasad dapat memicu ghibah dan fitnah yang bisa menimbulkan perpecahan dalam keluarga dan ikatan persaudaraan sesama.
4. Munculnya kebencian dan permusuhan yang dapat menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu yang tak terbatas.
Komentar
Posting Komentar