5 Persiapan Menghadapi Ramadhan
Kalender hijriah sudah menunjukkan bulan Sya'ban. Artinya Ramadhan semakin dekat.
Salah satu ciri orang beriman adalah merasa bahagia saat hendak bertemu bulan Ramadhan. Ibarat seorang kekasih yang akan bertemu dengan pujaan hatinya.
Dalam sebuah keterangan rasul konon pernah bersabda bahwa barang siapa yang merasa senang bertemu bulan Ramadhan, maka jasadnya haram masuk neraka.
Untuk bisa memaksimalkan pertemuan dengan bulan Ramadhan, tentunya orang beriman harus bersiap dan berbenah agar pertemuan tersebut menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan berdampak bagi kehidupan selanjutnya.
Berikut ini adalah lima persiapan dan perbekalan yang sebaiknya disiapkan orang beriman dalam menghadapi pertemuan dengan bulan Ramadhan.
|1| Persiapan iman dan ilmu.
Agar aktifitas ibadah di bulan Ramadhan bisa optimal, maka kita harus menguatkan iman dan menambah wawasan serta pemahaman yang benar tentang bulan Ramadhan.
Keyakinan yang kuat akan perintah Allah SWT sejatinya mampu melahirkan tekad yang kuat pula untuk mampu menjalankan berbagai ibadah di bulan Ramadhan.
Dalil-dalil yang menjelaskan tentang ibadah di bulan Ramadhan berikut perlu kita fahami agar lebih menguatkan tekad tersebut.
1) hadits
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
“Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
2) Hadits yang diriwayatkan Imam Nasa’i:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.”
3) Qur’an surat Al Baqarah: 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Dan masih banyak dalil lainnya yang disampaikan oleh para ulama.
|2| Persiapan doa dan semangat
Doa dan semangat beribadah merupakan bekal penting yang harus diperhatikan.
Semangat untuk menjalankan ibadah dan menjauhi perbuatan maksiat juga harus dilakukan agar ibadah di bulan Ramadhan nanti lebih khusyu'.
Memperbanyak doa agar bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan mesti dilakukan. Tidak ada jaminan kalau usia kita sampai ke bulan Ramadhan. Inilah urgensi doa yang dipanjatkan. Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan.
Melaksanakan amalan sunnah dan menjauhi perbuatan yang tidak bermanfaat juga harus dilakukan sejak bulan Rajab dan Sya’ban, ini sebagai sarana latihan agar saat memasuki bulan Ramadhan kita sudah siap beribadah dengan optimal.
1) doa agar bertemu bulan Ramadhan.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
2) hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
“Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan Sya’ban”.
|3| Persiapan fisik.
Kondisi fisik yang baik juga harus diperhatikan sebelum masuk bulan Ramadhan. Hal ini dimaksudkan agar pada saatnya nanti, ibadah yang dilakukan tidak terganggu karena sakit atau hal lainnya yang berkaitan dengan fisik.
Oleh karena harus diatur aktifitas sehari-hari kita. Aktivitas yang banyak mengeluarkan energi sebaiknya dihindari atau dikurangi, seperti berolahraga berlebihan atau pekerjaan yang mengeras tenaga secara berlebihan.
Yang tidak kalah pentingnya juga adalah menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi. Hindari makanan yang terlalu pedas misalnya, atau terlalu asam dan sebagainya. Jika kita tidak hati-hati dalam pola konsumsi, maka dikhawatirkan akan menggangu aktivitas ibadah yang sudah direncanakan.
|4| Persiapan harta.
Materi juga menjadi salah satu hal yang bisa mempengaruhi kelangsungan ibadah yang dilakukan saat bulan Ramadhan.
Ibadah sedekah misalnya, rasul menyatakan bahwasanya pahala sedekah di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan. Untuk bisa bersedekah secara maksimal, maka tentulah diperlukan materi atau harta yang cukup.
Sebaiknya sebelum bulan Ramadhan sudah dialokasikan dana untuk melipatgandakan sodakoh atau infaq. Rasulullah telah mencontohkan sifat kedermawanan yang sangat tinggi di bulan Ramadhan.
Aktivitas sosial lainpun di bulan Ramadhan memerlukan materi. Memberi makan orang yang berpuasa. Menyumbang panti sosial dan anak yatim merupakan ibadah sosial yang lazim dilakukan saat bulan Ramadhan. Oleh karena itulah harta menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan.
Namun, jikalau tidak memungkinkan untuk berbenah dan berbekal harta, maka hal ini jangan sampai mengganggu aktifitas ibadah si bulan Ramadhan.
|5| Persiapan target untuk peningkatan diri.
Agar terjadi peningkatan dalam diri kita hendaknya ada target-target yang hendak dicapai, seperti khatam membaca Al Qur’an, sukses Tarawih, sukses itikaf sepuluh malam yang akhir selama bulan Ramadhan, dan sebagainya.
Target-target ini bisa membantu kita dalam mengukur kesuksesan kita dalam menjalankan ibadah.
Jika kita tidak memiliki target, maka kecenderungannya adalah kita lemah dalam tekad. Jika ini terjadi, maka hari-hari dalam bulan Ramadhan berlalu begitu saja tidak diiringi prestasi ibadah yang maksimal.
Semoga Allah SWT mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan, aamiin...
#catatan_abwah
Komentar
Posting Komentar