LIMA JIWA KEHIDUPAN
THE FIVE SPIRITS
1. SINCERITY, Keikhlasan
2. SIMPLICITY, Kesederhanaan
3. SELF SUFFICIENCY, Kemandirian
4. ISLAMIC BROTHERHOOD, Persaudaraan
5. ACCOUNTABLE FREEDOM, Kebebasan
Ahad tanggal 23 Juni 2024 hari ini merupakan hari wisuda Kaka Anas di SMA al-Aqsha Jatinangor Sumedang. Setelah 'mondok" enam tahun, tentunya hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu.
Tamat dan menyelesaikan pendidikan selama tingkat SMP dan SMA di pesantren tentunya memerlukan perjuangan yang luar biasa.
Paling tidak itulah kesimpulan umum yang bisa dilihat dari Kaka Anas selama 6 tahun di Al-Aqsha.
Seolah Allah memberi balasan instan, langsung jadi, Kaka Anas diterima di Universitas Padjadjaran lewat jalur SNBP (seleksi nasional berbasis prestasi). Ini menjadi sesuatu yang surprise banget yang Allah takdirkan. Semoga Kaka Anas bisa memanfaatkan anugerah ini dengan cara berprestasi lebih baik lagi nanti saat mulai perkuliahan.
Lepas dari itu semua adalah terkait dengan lima semangat yang ditumbuhkan di pondok modern al-aqsha, yaitu keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, persaudaraan dan kebebasan.
Kelima semangat atau jiwa tersebut tentunya menjadi visi yang diharapkan muncul dalam pribadi Kaka Anas.
Pertama, menjadi pribadi yang ikhlas dalam berbuat dan berperilaku. Keikhlasan adalah kemurnian dalam bertindak yang menjadikan Allah SWT, tuhan semesta alam sebagai orientasinya. Jika ini terjadi, sungguh anugerah yang luar biasa bagi seorang hamba. Keikhlasan adalah orientasi jiwa yang perlu diupayakan, mamun tetap harus dimohonkan, karena Allah-lah Sang Maha Membolak-balik hati dan jiwa hambanya.
Kedua, jiwa kesederhanaan. Jiwa sederhana dalam hidup menjadi kunci keberhasilan. Sederhana adalah penengah antara pelit dan boros. Sederhana adalah kemampuan untuk menentukan skala prioritas. Sederhana adalah kemampuan mengendalikan nafsu konsumtif.
Keutamaan sederhana inilah yang menyebabkan ia sangat disukai Allah dan rasulnya.
Ketiga, jiwa kemandirian. Mandiri artinya tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain. Ia mampu untuk mencukupi kebutuhan sendiri dengan usaha sendiri. Kemandirian berbanding lurus dengan kreatifitas.
Keempat, jiwa persaudaraan. Rasa persaudaraan atau ukhuwah menjadi semangat untuk berbuat. Peduli dan saling membantu terhadap orang lain.
Kelima, kebebasan. Setiap manusia memiliki kebebasan untuk berbuat dan bertindak. Orang lain tidak boleh mengekang kebebasan orang lainnya. Manusia bebas berekspresi mengungkapkan pendapatnya, selama tidak menggangu kebebasan orang lain. Inilah kebebasan yang bertanggung jawab.
Kelima jiwa atau semangat itulah yang mesti hadir dalam diri seorang santri, khususnya santri Al-Aqsha Jatinangor. Sebab, setiap hari dalam kehidupan di pesantren nilai dan semangat tersebut sudah dipraktekkan. Selalu ditanamkan oleh para ustadz dalam interaksi sehari-hari.
Dan, lima jiwa itulah yang diharapkan ada pada Kaka Anas. Untuk selanjutnya menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan di masa depan.
Selamat Kaka Anas, doa ayah dan ibu selalu menyertai. Semoga menjadi manusia yang ikhlas, jujur, mandiri, punya rasa persaudaraan dan memiliki semangat kebebasan yang bertanggung jawab.
#catatan_abwah
Komentar
Posting Komentar