Khutbah idul Fitri 1445 di DKM Al-Muhajirin Griya Mitra Posindo Cinunuk Cileunyi Kab Bandung
APLIKASI NILAI PUASA RAMADHAN DALAM KEHIDUPAN
Assalamu'alaikum wr wb.
A. MUQADDIMAH
B. ISI
Pengantar: puja puji dan syukur kepada Allah SWT.
Allah SWT telah menakdirkan kita bertemu kembali dengan hari raya idul Fitri 1445 H. Ini merupakan anugerah yang luar biasa yang diberikan kepada orang yang beriman.
Saat matahari terakhir ramadhan terbenam, kaum muslimin di seluruh dunia menyambutnya dengan lantunan gema takbir tahmid dan tahlil.
Suaranya sahdu karena keluar dari hati sanubari yang terdalam. Ketulusan ruhani begitu terasa sebagai pancaran kepasrahan dan ketundukan kepada Allah SWT Sang Penguasa alam semesta.
Gema takbir sesungguhnya adalah bukti pengakuan akan kebesaran Allah SWT. Sekaligus pernyataan dari hamba bahwasanya ia sangat kecil dan tidak berdaya dihadapan Allah azza wa jalla.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Satu bulan penuh di bulan ramadhan kita telah dijamu oleh Allah SWT dengan berbagai ibadah. Ada puasa, tadarus Al-Qur'an, sholat tarawih, sedekah, dzikir dan lainnya.
Allah memuliakan ramadhan untuk orang beriman dengan memberikan pahala yang berlimpah. Ibadah sunah bernilai seperti ibadah wajib. Dan ibadah wajib akan diganjar dengan pahala berlipat ganda.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin jamaah sholat idul Fitri rahimakullah
Melalui puasa yang dilakukan Allah menghendaki kita menjadi orang yang bertaqwa. Orang bertaqwa ditandai dengan kemampuan untuk menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan.
"Imtitsalul awamiri wajtinabu nawahihi"
Tentu tidak mudah menjadi orang yang bertaqwa. Hanya mereka yang puasanya sukseslah yang akan mampu menjadi orang yang bertaqwa.
Puasa tidak sebatas menahan makan, minum dan hubungan seksual. Namun puasa yang sejati adalah ketika ia mampu mengendalikan diri dan nafsunya.
Dengan puasa yang hakiki, orang beriman akan menjadi orang yang memiliki empati, merasakan apa yang dirasakan oleh saudaranya, sehingga ia rela berbagi dengan sesama
Yang demikian inilah orang yang puasanya LAHIR DAN BATIN. Lahirnya puasa, batin atau ruhaninya juga berpuasa.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin jamaah sholat idul Fitri...
Ketakwaan sangat terkait dengan iman dan akhlak seseorang. Akhlak merupakan dimensi ruhani dari puasa yang dilakukan. Inilah urgensi puasa bagi orang yang beriman. Disamping wujud ketaatan dan kepatuhan seorang hamba, puasa juga dimaksudkan sebagai media untuk melahirkan akhlak yang mulia.
Nabi Muhammad Saw adalah sosok yang paling mulia akhlaknya. Beliau pernah bersabda, "Sesungguhnya aku diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."
Jadi, wujud ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menampilkan perilaku yang baik.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Jamaah rahimakumullah
Ibnu Rajab dalam kitab "jami' Al Ulum wal Hikam" mengartikan taqwa sebagai "menjaga diri dari kejahatan kepada Allah dan melakukan perbuatan yang diridhai NYA."
Sedangkan menurut Ibnu Abbas, taqwa adalah "tidak melakukan kemaksiatan walaupun sekejap mata."
Jadi, taqwa adalah kesadaran dalam hidup untuk selalu taat kepada Sang Pencipta.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Hadirin rahimakumullah...
Pertanyaan sederhana yang bersifat teknis adalah, apa yang yang harus dibawa setelah kita melewati bulan ramadhan.
Beberapa pelajaran mulia dari ramadhan:
1. Pemurah, dengan puasa akan menjadikan ia menjadi orang yang pemurah. Orang yang mau berbagi dengan sesama. Hal ini terjadi karena ia secara langsung merasakan betapa tidak enaknya lapar dan haus sebagaimana kaum dhu'afa rasakan. Hal ini ditunjukkan dengan pelaksanaan zakat.
2. Sabar, dengan puasa akan menjadikan ia orang yang sabar. Dalam puasa seorang muslim dilatih untuk menahan diri dan mengendalikan nafsunya.
3. Ridho, yaitu menerima apapun yang menjadi takdirnya. Ia sadar bahwa apa yang terjadi adalah atas ketentuan NYA. Dan Allah adalah Tuhan yang sangat menyayangi hambanya. Takdir Allah adalah ketentuan terbaik menurut Allah untuk hambanya.
4. Rendah hati, dengan puasa ia dikondisikan menjadi orang yang rendah hati. Rendah hati adalah wujud ketidaksombongan. Bentuk kesadaran akan kelemahan diri, baik dihadapan Allah maupun didepan manusia.
5. Sederhana, dengan puasa ia akan menjadi sederhana. Sederhana adalah sikap hidup apa adanya. Tidak menunjukkan kemewahan. Ia sadar jika itu dilakukan akan menimbulkan ketidaknyamanan orang yang kurang mampu.
C. PENUTUP
Semoga Allah SWT menganugerahkan kita keistiqomahan dalam menjalankan kebaikan dan akhlak mulia sebagai hasil dari puasa yang dilakukan di bulan ramadhan.
Semoga kita bisa bertemu kembali dengan bulan ramadhan tahun depan
D. DOA
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Selamat Hari Raya idul Fitri 1445 H
Mohon maaf lahir dan batin
#catatan_abwah
Komentar
Posting Komentar